Sabtu, 03 Januari 2015

Do You Want To Build A Snowman I : Tanpa Teman

Sumber: www.zerochan.net
Saat itu musim dingin dan aku masih terkurung dalam kamarku. Bunga, rerumputan, bahkan sarang membeku. Semuanya. Kecuali diriku.
                Mataku masih menatap keluar jendela. Aku merasa begitu sedih. Terlalu sedih untuk takut terdengar Anna atau siapapun yang mungkin melewati kamarku. Air mata yang biasa membeku sebelum sempat kukeluarkan pun mampu membasahi pipiku kali ini. Yang ada hanya rasa kesepian membakarku dari dalam.
                Biasanya aku dan Anna bermain di luar sana. Bahkan di dalam istana, kami biasa mengendap-endap. Pada musim dingin yang lalu kami membuat sebuah boneka salju. Kami namai dia Olaf. Olaf sangat lucu dan Anna sangat menyukainya. Aku rindu Anna. Kami bisa saja bermain bersama sekarang, kalau… Kalau aku tidak melakukan kebodohan yang pernah kulakukan.
                Tiba-tiba aku mendengar sebuah ketukan di pintu kamarku. Aku tersentak. Aku takut siapa pun yang ada di luar sana bisa mendengar tangisanku. Air mata yang sedari tadi membasahi pipiku membeku begitu saja dan membeku di kulitku.
                “Elsa,” suara Anna memanggilku dari balik pintu, “Elsa, ayo kita main!”
                Dengan segera aku berlari menuju tempat tidurku dan membenamkan diriku di bawah selimut. Aku melakukannya bukan karena tiba-tiba dingin merasukiku. Tidak meskipun ketakutanku bertambah besar hingga es seketika muncul dimana-mana. Aku bersembunyi dibalik selimut ini seakan Anna ada berada di dalam ruangan. Seakan Anna mampu melihatku bersedih saat ini.
                Suara ketukan berlanjut sedang aku berdiam terus.
                “Apakah kamu mau membuat boneka salju?” Anna tidak berhenti bicara dan membujukku keluar kamar. Dirinya selalu mengingatkanku akan berapa lama aku telah mengurung diriku di sini. Seperti hari-hari lainnya, Anna lanjut berbicara sendirian di depan kamarku. Dirinya tidak peduli meski aku selalu menjawabnya dengan kata “tidak”, “stop”, bahkan kadang mengusirnya pergi.
                Aku mau, Anna. Aku mau bermain lagi denganmu. Andai saja kamu mengerti semua ini. Aku hanya tidak mau melukaimu lagi. Membayangkan helaian rambuat pirangmu saja sudah membuatku ngeri. Sejak saat itu aku tak bisa berhenti mengutuki diriku sendiri. Aku seharusnya tau bahwa aku ini monster dan akan selalu begitu.
                Aku ini berbahaya.
                “Elsa, ayolah,” seruan itu kembali datang, “itu tidak harus jadi boneka salju. Kita bisa membuat yang lainnya.”
                Huft… Boneka salju lagi. Aku jadi ingin bertemu dengan Olaf. Olaf yang tiba-tiba saja hilang entah kemana. Kalau diingat-ingat, itu adalah kehilangan pertamaku sebelum aku kehilangan banyak hal lainnya. Sebelum aku juga kehilangan sosok adikku dan keramahan orang-orang istana juga rakyat. Olaf... Padahal aku suka sekali pada Olaf. Olaf seperti teman bagi aku dan Anna. Teman kami.

               Teman? Ya! Aku mampu membuat temanku sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar